Sabtu, 10 Maret 2012

posted by

THIS BLOG CREATED BY :

Carolina Claudia , Melissa AW , Daniel S L

12 IPS




evaluasi


Satu evaluasi mengenai sikap yang memperbolehkan perceraian karena banyak alasan:


·      Pernikahan merupakan sumpah antara 2 orang karena pernikahan merupakan sumpah yang timbal balik dengan mengikuti contoh Hosea , kita bahkan harus mengampuni dan menerima kembali pasangan yang telah berzinah . Sebaliknya , jika orang yang lain tersebut meninggal atau telah menikan kembali maka dengan jelas tidak ada kemungkinan untuk bersatu kembali . 

·      Kelemahan harus diakui dan pengampunan di pintakkan Allah memahami kelemahan-kelemahan kita dan dia mengampuni dosa-dosa kita . Dia tahu bahwa kita tidak selalu mampu untuk menuruti perintah-perintah nya maka dia menyediakan pengampunan bagi kita . Perceraian bukanlah dosa yang tidak dapat diampuni .

evaluasi 1


Satu evaluasi terhadap sikap yang mengijinkan perceraian karena perzinahan 


·      Kesalah pahaman mengenai ketentuan perkecualian. Para penganut sikap Kristen yang mengijinkan perceraian hanya karena perzinahan, hal ini untuk menunjuk pada ketidak setiaan seksual setelah pernikahan oleh salah satu pasangan. 

·      Hanya injil matius yang menyebutkan perkecualian karena percabulan. Kesalahpahaman mengenai pernyataan penyebab perzinahan menurut mereka yang benar-benar menentang perceraian dan mereka yang memperbolehkan perceraian karena perzinahan mereka yang bercerai atau diceraikan karena perzinahan tidak dapat menikah lagi atau kalau tidak mereka berbuat zinah. Ini didasarkan pada pernyataan-pernyataan Yesus di dalam Markus 10:11 , Lukas 16:18 dan Matius 19:8 . Setiap orang yang menceraikan istrinya kecuali karena zina ia menjadikan istrinya zina. Implikasinya di sini adalah sepanjang yang menyangkut Allah pasangan yang semula adalah pasangan yang benar jadi dalam pandangan Allah orang yang diceraikan itu masih menikah . Hal ini adalah kesimpulan yang valid dari ideal Allah untuk pernikahan namun adalah keliru untuk mengaggap bahwa hal ini menghapuskan seluruh pernikahan kembali untuk beberapa alas an . Pertama Yesus tidak mengartikan bahwa orang yang tidak bersalah itu benar-benar berbuat zinah karena pasanganya lah yang telah berbuat zinah . Dua kematian salah satu pasangan akan membuat pernikahan kembali valid . Ketiga menurut west minister confession ada situasi lain dari perceraian , ditinggalkan , misalnya merupakan padan kata yang sebenarnya dari Maria .  Keempat pengampunan melaui pengakuan membatalkan status keadaan yang berdosa dari orang yang diceraikan .




evaluasi


Evaluasi dari pandangan – pandangan Kristen mengenai perceraian 





·      Satu evaluasi mengenai sikap perceraian yang dilarang
Mereka menentang perceraian bersikap benar didalam menegaskan bahwa pernikahan harus tidak pernah dibubarkan. Hanya karena perceraian itu dosa tidak perlu berarti bahwa menikah lagi itu tidak diperbolehkan. Dua masalah itu secara logis berbeda. 

·      Perniakahan adalah untuk seumur hidup
Allah memaksudkan agar pernikahan merupakan hubungan monogamy seumur hidup. Ini adalah standar Allah bagi pernikahan Kristen dan tidak ada yang benar selain dari hal itu. Perceraian merusakkan hukum Allah untuk pernikahan. 

·      Allah sungguh membenci perceraian
Sebenarnya Allah hanya membolehkan perceraian tetapi tidak pernah memerintahkannya. Tidak ada dasar-dasar alkitabiah untuk perceraian bahkan juga perzinahan. 

·      Menikah lagi merupakan masalah lain
Masalah perceraian dan pernikahan kembali secara logis berbeda. Hanya karena perceraian selalu keliru tidak berarti bahwa pernikahan lagi itu tidak pernah benar.

ketidaksetujuan orang kristen mengenai perceraian

Ketidak setujuan orang Kristen mengenai perceraian :


1.     Perceraian melanggar rancangan Allah untuk pernikahan. Pernikahan adalah komitmen monogamy seumur hidup.
2.     Perceraian merusak sumpah yang dibuat di hadapan Allah. Pernikahan merupakan suatu sumpah di hadapan Allah untuk seumur hidup.
3.     Yesus mengutuk semua perceraian.
4.     Rasul paulus mengutuk perceraian.
5.     Perceraian membatalkan seorang penilik jemaat. (1 Timotius 3:2 ) hal ini berarti bahwa suami istri tidak dapat diceraikan. Sebaliknya dia menjadi suami lebih dari suatu istri.
6.     Pasangan pertama seseorang adalah pasangan yang benar.
7.     Perceraian melanggar tipologi yang sakral.

kesepakatan kristen mengeni perceraian


Dalam etika kristen perceraian adalah tidak boleh dilakukan dalam kondisi apapun dan dalam alasan apapun.

Kesepakatan kristen mengenai perceraian:


1.      Perceraian bukanlah ideal Allah ,dikatakan pada maleakhi 2:16 ( Allah berfirman Aku membenci perceraian). Allah  menciptakan satu suami untuk satu istri dan menginginkan agar mereka berdua memelihara sumpah mereka sampai mati. Seperti yan dikatakan pada Matius 19:6 “Apa yang dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia.


2.      Perceraian tidak diperbolehkan karena setiap alasan. Seperti yang dikatakan pada Matius 19:9 (Aku berkata kepada Mu : barang siapa menceraikan istrinya , kecuali karena zinah lalu kawin dengan perempuan lain , ia berbuat zinah). Orang-orang Kristen pada umumnya juga setuju bahwa perceraian tidak diperbolehkan karena alasan apapun. Apapun ketidak sepakatan yang  dimiliki orang Kristen mengenai perkecualian disini jelaslah bahwa dia tidak mempercayai ,bahwa seseorang tidak dapat bercerai karena alasan apapun.


3.      Perceraian menciptakan masalah-masalah. Orang yang percaya perceraian kadang dibenarkan bagi orang-orang Kristen. Secara umum masalah ini dapat dipecahkan tetapi terkadang perceraian juga menciptakan masalah-masalah. Sekali rancangan Allah diabaikan , adlah wajar akan timbul masalah –masalah. Perceraian bukanlah tanpa masalah-masalah, selalu ada harga untuk membayar mahal pasangannya untuk anak-anak didalam keluarga serta hubungan masyarakat. Perceraian meninggalkan goresan yang buruk yang tidak mudah dilupakan.

dampak negatif perceraian

 Dampak Negatif yang dimbulkan antara lain :


  • Anak menjadi korban


Anak merupakan korban yang paling terluka ketika orang tuanya memutuskan untuk bercerai. Anak dapat merasa ketakutan karena kehilangan sosok ayah atau ibu mereka, takut kehilangan kasih sayang orang tua yang kini tidak tinggal serumah. Mungkin juga mereka merasa bersalah dan menganggap diri mereka sebagai penyebabnya. Prestasi anak di sekolah akan menurun atau mereka jadi lebih sering untuk menyendiri.
Anak-anak yang sedikit lebih besar bisa pula merasa terjepit di antara ayah dan ibu mereka. Salah satu atau kedua orang tua yang telah berpisah mungkin menaruh curiga bahwa mantan pasangan hidupnya tersebut mempengaruhi sang anak agar membencinya. Ini dapat mebuat anak menjadi serba salah, sehingga mereka tidak terbuka termasuk dalam masalah-masalah besar yang dihadapi ketika mereka remaja. Sebagai pelarian yang buruk, anak-anak bisa terlibat dalam pergaulan yang buruk, narkoba, atau hal negatif lain yang bisa merugikan.


  • Dampak untuk orang tua dan keluarga

Selain anak-anak, orang tua dari pasangan yang bercerai juga mungkin terkena imbas dari keputusan untuk bercerai. Sebagai orang tua, mereka dapat saja merasa takut anak mereka yang bercerai akan menderita karena perceraian ini atau merasa risih dengan pergunjingan orang-orang.
Beberapa orang tua dari pasangan yang bercerai akhirnya harus membantu membesarkan cucu mereka karena ketidaksanggupan dari pasangan yang bercerai untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.

·      Bencana keuangan

Jika sebelum bercerai, suami sebagai pencari nafkah maka setelah bercerai tidak akan memiliki pendapatan sama sekali apalagi jika mantan pasangan tidak memberikan tunjangan. Jika salah satu pasangan mendapat hak asuh atas anak, berarti juga bertanggung jawab untuk menanggung biaya hidup dari anak. Yang perlu diingat, setelah bercerai, umumnya banyak keluarga mengalami penurunan standar kehidupan hingga lebih dari 50 persen.

  • Masalah pengasuhan anak

Setelah bercerai, berarti  harus menjalankan peranan ganda sebagai ayah dan juga sebagai ibu. Terlebih, jika anak sudah memasuki masa remaja yang penuh tantangan, anak harus dididik dengan masuk akal menjaga atau memberikan disiplin kepada anak agar dapat tumbuh menjadi anak yang baik.
Masalah lain dalam hal pengasuhan anak adalah ketika harus berbagi hak asuh anak dengan pasangan karena bisa jadi masih merasa sakit hati dengan perlakuan mantan Anda sehingga sulit untuk bersikap adil.

  • Gangguan emosi

Adalah hal yang wajar jika setelah bercerai masih menyimpan perasan cinta terhadap mantan pasangan. Perceraian  ini dapat menyebabkan perasaan kecewa yang sangat besa yang menyakitkan. Mungkin juga  ketakutan jika tidak ada orang yang akan mencintai lagi atau perasaan takut ditinggalkan lagi di kemudian hari. Serangkaian problem kesehatan juga bisa disebabkan akibat depresi karena bercerai.